KABUPATEN KEDIRI – Memasuki musim hujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini menyusul peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai hujan yang diprediksi terjadi di bulan ini.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Kediri, dr. Bambang Triyono Putro menegaskan bahwa curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyebaran DBD, sehingga pihaknya berkolaborasi dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri untuk mengintensifkan program pencegahan.
Program pencegahan ini diharapkan dapat membentuk kelompok kerja di tingkat kecamatan yang akan berkoordinasi langsung dengan pengelola puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat. “Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun yang biasanya diadakan pada bulan September, namun karena hujan mulai di bulan Oktober kami adakan sekarang,” kata dr. Bambang usai acara Pertemuan Bulan Bhakti Gerakan Massal (BBGM) di Ruang Kilisuci Pemkab Kediri, Selasa (22/10/2024).
Langkah utama dalam pencegahan DBD lanjut Bambang adalah dengan mengaktifkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di tingkat desa atau lingkungan keluarga. Selain itu, penggunaan kelambu juga disarankan sebagai langkah perlindungan tambahan.
“Kami menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan menutup, menguras, dan mendaur ulang tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk,” ungkapnya.
dr. Bambang juga mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya mengenali tanda dan gejala DBD. Apabila demam tinggi yang tidak kunjung reda selama dua hari, disertai nyeri tubuh, pusing, dan muntah, adalah indikasi awal yang harus diwaspadai. Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke klinik kesehatan jika mengalami gejala tersebut.
“Saat ini, semua puskesmas telah dilengkapi dengan alat diagnostik untuk mendeteksi DBD,” terangnya.
Sementara itu, menurut Bambang, angka kasus DBD di wilayah Kabupaten Kediri hingga akhir September 2024 cukup tinggi. Tercatat ada 423 kasus dengan anak-anak rentan usia 5 hingga 14 tahun.
“Dibandingkan tahun lalu yang hanya mencatat 321 kasus sepanjang tahun. Lonjakan ini menjadi perhatian serius bagi kami. Kami berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat dan meningkatkan upaya pencegahan agar angka ini dapat ditekan,” tegas dr. Bambang.
Dengan kerjasama antara pemerintah, puskesmas, dan masyarakat, diharapkan Kabupaten Kediri dapat menekan angka kasus DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi warganya.
“Penanganan yang cepat dan tepat akan sangat membantu dalam mencegah penyebaran penyakit yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat,” pungkas dr. Bambang.
(Isya Anshori/TribunMataraman.com)
Foto : Isya Anshori – TRIBUNMATARAMAN.COM, KEDIRI – Caption : Dinkes Kabupaten Kediri saat acara Pertemuan Bulan Bhakti Gerakan Massal di Ruang Kilisuci Pemkab Kediri, Selasa (22/10/2024).