Dinkes Kabupaten Kediri

Beberapa Catatan Peringatan HKN ke-59 Tahun 2023

Oleh: Yusron, S.Pd., M.Si. (Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri)

Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri akan menyelenggarakan puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 Tahun 2023 pada Rabu 22 November 2023 di Taman Hijau Simpang Lima Gumul (SLG). Kita semua sudah mafhum bahwa Hari Kesehatan Nasional ke-59 jatuh pada hari Minggu 12 November 2023. Tetapi kulminasi rangkaian kegiatan HKN akan digelar di Taman Hijau SLG pekan depan. Dalam rangka mangayubagya puncak peringatan HKN ke-59, saya ingin berpartisipasi dengan memberikan beberapa catatan untuk mulat sarira; introspeksi diri; mawas diri.

Pikiran Karl Polanyi

Tokoh Sosiologi-Ekonom Hongaria yang terkenal, Karl Polanyi (1886-1964) selalu terlintas dalam pikiran saya bila membaca kata transformasi dalam konteks apapun. Misalnya, transformasi dalam konteks digitalisasi, kesehatan, sosial, dan lainnya. Hal ini tiada lain karena Karl Polanyi punya pemikiran mendasar mengenai transformasi yang diabadikan dalam konsep Transformasi Besar (the Great Transformation). Bangunan argumentasinya dituangkan dalam buku berjudul Origins of Our Time: The Great Transformation. Pemikirannya di buku tersebut sesungguhnya ia bangun dari revolusi industri yang sejatinya berhasrat menggantikan semua moda interaksi dengan yang lain.[1]  Transformasi besar dalam pemikiran Polanyi diarahkan untuk mengganti pola interaksi kapitalistis yang eksploitatif dengan pola lain yang kondusif bagi kesejahteraan bersama.

Dari sini, muncul pertanyaan: apakah transformasi kesehatan juga akan diarahkan kepada terbangunnya sebuah pola lain yang kondusif bagi kesejahteraan bersama? Jawaban pertanyaan ini akan muncul bila kita mawas diri secara sungguh-sungguh.

Urgensi Transformasi Kesehatan

Ada data penting yang perlu kita pahami agar kita sungguh-sungguh dalam melakukan transformasi kesehatan. Pada tahun 1990, jumlah dokter di negara-negara yang paling terbelakang rata-rata hanya sekitar 4,8 untuk setiap 100.000 penduduk. Bandingkan dengan 210 di negara-negara maju. Perbandingan antara jumlah tempat tidur di rumah sakit dengan jumlah penduduknya antara kedua kelompok negara tersebut juga sangat mencolok. Selain itu, dapat dikemukakan pula di sini bahwa sebagian besar fasilitas kesehatan di negara-negara berkembang terpusat di daerah perkotaan yang hanya dihuni oleh 25 persen penduduk. Sementara itu, mayoritas penduduk yang tinggal di pedesaan dan pedalaman terpaksa selalu ekstra hati-hati hidupnya mengingat kurangnya fasilitas serta pelayanan kesehatan. ….. Dalam soal penyediaan biaya kesehatan, lebih dari 75 persen dana kesehatan di kebanyakan negara berkembang terarah kepada rumah sakit-rumah sakit di daerah perkotaan yang tarif pengobatannya cukup mahal sehingga pelayanannya hanya akan bisa dinikmati oleh segelintir penduduk. Menurut penelitian yang diadakan oleh Lembaga Dana Anak-Anak PBB (UNICEF, United Nations International Children’s Emergency Fund), seandainya saja rasio alokasi dana tadi diturunkan sedikit menjadi sekitar 50 persen, maka jumlah dana yang tersisihkan akan dapat dipergunakan untuk mendidik dan melatih sekitar satu juta tenaga medis yang selanjutnya akan mampu melayani kebutuhan kesehatan bagi lebih dari 1 miliar penduduk termiskin di Dunia Ketiga.[2]

Itu data makro mengenai Dunia Ketiga pada umumnya. Meskipun demikian, tidak bisa pungkiri bahwa Indonesia masih masuk kategori Dunia Ketiga belum masuk kategori negara maju. Sudah sepatutnya bila mencermati data tersebut untuk kita ibrah. Yang bermanfaat sebagai titik tolak dalam melaksanakan transformasi kesehatan. Data tersebut akan lebih baik bila kita jadikan bahan introspeksi dan selanjutnya kita jadikan inspirasi untuk menambah daya juang pengabdian kita di bidang kesehatan agar transformasi kesehatan bisa diakselerasi untuk tercapainya Indonesia maju.

Transformasi Kesehatan Perwujudan Revolusi Mental

Pemerintah Republik Indonesia sedang berusaha untuk melakukan transformasi kesehatan. Ada enam pilar yang akan ditransformasi oleh Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, yaitu transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.[3] Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendy, transformasi bidang kesehatan yang sedang dan akan dilakukan Kementerian Kesehatan merupakan bagian tak terpisahkan (inseparable part) dari revolusi mental.

Ada tiga nilai dasar yang harus dimiliki oleh para pemangku kepentingan transformasi kesehatan agar tidak gagap dan terlepas dari paradigma revolusi mental, yaitu integritas[4],  etos kerja[5] dan gotong royong[6]. Tiga nilai dasar ini diturunkan ke dalam lima program aksi yang harus diterapkan dalam melakukan transformasi kesehatan yakni: gerakan Indonesia bersih, gerakan Indonesia melayani, gerakan Indonesia tertib, gerakan Indonesia mandiri, dan gerakan Indonesia Bersatu.[7]

Gerakan Indonesia bersih dimaksudkan bahwa dengan perilaku bersih lahir dan batin bisa membawa Indonesia menjadi negara yang maju. Gerakan Indonesia melayani, dimaksudkan bahwa pelaku di bidang kesehatan seperti tenaga kesehatan dan industri kesehatan wajib memberikan pelayanan untuk kepentingan umum dan rakyat banyak. Gerakan Indonesia tertib artinya tertib dan teratur dalam melaksanakan berbagai upaya untuk transformasi kesehatan. Gerakan Indonesia mandiri adalah mandiri dalam hal produksi obat-obatan dan alat kesehatan untuk menjadi negara maju berdikari. Gerakan Indonesia Bersatu merupakan prasyarat revolusi mental untuk memperkuat persatuan dan mencapai cita-cita menjadi negara maju.[8]

Pertanyaan untuk kita jadikan mulat sarira adalah sudahkah lima program aksi tadi kita jadikan panduan dalam melaksanakan program kita di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri?

Menuju Kediri Maju

Tema HKN tahun ini adalah Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju. Sedangkan visi Bupati Kediri adalah Terwujudnya masyarakat Kabupaten Kediri yang maju…… dan seterusnya. Yang ingin saya tekankan adalah ada irisan antara tema HKN tahun ini visi Mas Bup yaitu perihal maju. Tujuan akhir tema HKN adalah Indonesia maju dan visi Mas Bup adalah Kabupaten Kediri yang maju. Kedua konsep itu menekankan arti penting maju. Maju mengandung arti proses dan sekaligus tujuan yang bersifat ideal untuk mencapai kondisi unggul, berada di garis depan atau memimpin di semua bidang kehidupan material dan spiritual, jasmani dan rohani, lahir dan batin. Maju menyiratkan adanya gerak aktif bahkan progress, sebagai perwujudan dari usaha yang terus menerus untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermakna (sustainable development with meaning).[9]

Kediri maju merupakan sebuah keharusan demi terwujudnya tatanan masyarakat Kediri yang merdeka, adil, makmur, damai, berkemanusiaan, bermartabat, dan berdaulat. Untuk konteks lokal Kediri, cita-cita masyarakat terangkum dalam lambang daerah Kabupaten Kediri yang didalamnya ada semangat canda birawa[10] yang harus dipegang teguh dalam gerak maju untuk mencapai cita-citanya: Kediri maju.

Pertanyaan mendasar yang ingin dijawab dalam tulisan singkat ini adalah bisakah masyarakat Kabupaten Kediri maju? Pertanyaan mendasar ini, diinspirasi oleh sebuah wawancara yang dimuat BBC News Indonesia berjudul “Mampukah Indonesia menjadi negara maju?”[11] Ada visi kemajuan dalam pertanyaan tersebut. Visi kemajuan merupakan suatu pemikiran fundamental yang mengharuskan adanya penyusunan kembali dasar-dasar kehidupan masyarakat Kabupaten Kediri. Arah dari penyusunan kembali konsep-konsep dasar kehidupan masyarakat adalah untuk terwujudnya cita-cita negara dan bangsa pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Kediri pada khususnya, yang terumuskan dalam konsep maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat sehingga tidak tertinggal dari daerah lain. Visi Kabupaten Kediri maju mempunyai semangat yang sama dengan ungkapan “memajukan kesejahteraan umum” yang ada dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.[12]

Konsep maju dalam tema HKN dan visi Mas Bup dalam membangun Kabupaten Kediri mempunyai irisan yang tipis. Keduanya mempunyai visi kemajuan. Sudahkan kita senantiasa mempertimbangkan visi kemajuan dalam setiap kegiatan yang kita kerjakan? Marilah kita introspeksi diri. Sugeng mangayubagya puncak peringatan HKN ke-59 Tahun 2023.


[1] Lihat, Karl Polanyi, Transformasi Besar: Asal-Usul Politik dan Ekonomi Zaman Sekarang, (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2003), vii.

[2] Lihat, Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Keenam Jilid I, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1998), 55.

[3] Siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI nomor: 276/HUMAS PMK/X/2022.

[4] Definisi Integritas sendiri sesuai Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) Nomor 38 Tahun 2017 adalah konsisten berperilaku selaras dengan nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan manajemen, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, menciptakan budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta resiko yang menyertainya. Perilaku kunci yang dapat menunjukkan tingkat integritas seorang ASN pada berbagai level menurut peraturan tersebut, antara lain: (a) mampu bertindak sesuai nilai, norma, etika organisasi dalam kapasitas pribadi; (b) mampu mengingatkan, mengajak rekan kerja untuk bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi; (c) mampu memastikan, menanamkan keyakinan bersama agar anggota yang dipimpin bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi dalam lingkup formal.

[5] Etos kerja adalah jiwa dan semangat kerja yang didasari oleh cara pandang yang menilai pekerjaan sebagai pengabdian terhadap diri sendiri, masyarakat dan Tuhan Yang Maha Esa (PP 71/1991 tentang Latihan Kerja).

[6] Arti gotong royong menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI online adalah bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu).

[7] Siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI nomor: 276/HUMAS PMK/X/2022.

[8] Ibid.

[9] Mengenai pengertian pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) lihat, Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Kedelapan/Jilid 2 (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003), 406.

[10] Arti Canda birawa dapat dilihat dalam Humas/Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Dati II Kediri, Buku Kenang-Kenangan Sekilas Lintas Kediri Pada Hari Jadi Ke 1183 (Kediri: Diterbitkan Humas/Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Dati II Kediri, 1987), tanpa halaman.

[11] Yusron, Risalah Menuju Kediri Maju, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2022), 14.

[12] Ibid.

Scroll to Top